time

Minggu, 31 Oktober 2010

b.inggris

Present Perfect↗ Unspecified Time Before Now




We use the Present Perfect to say that an action happened at an unspecified time before now. The exact time is not important. You CANNOT use the Present Perfect with specific time expressions such as: yesterday, one year ago, last week, when I was a child, when I lived in Japan, at that moment, that day, one day, etc. We CAN use the Present Perfect with unspecific expressions such as: ever, never, once, many times, several times, before, so far, already, yet, etc.

Examples:
I have seen that movie twenty times.
I think I have met him once before.
There have been many earthquakes in California.
People have traveled to the Moon.
People have not traveled to Mars.
Have you read the book yet?
Nobody has ever climbed that mountain.
A: Has there ever been a war in the United States? B: Yes, there has been a war in the United States.

You can use the Present Perfect to describe your experience. It is like saying, "I have the experience of..." You can also use this tense to say that you have never had a certain experience. The Present Perfect is NOT used to describe a specific event.
We often use the Present Perfect to talk about change that has happened over a period of time.
Examples:
You have grown since the last time I saw you.
The government has become more interested in arts education.
Japanese has become one of the most popular courses at the university since the Asian studies program was established.
My English has really improved since I moved to Australia.
We often use the Present Perfect to list the accomplishments of individuals and humanity. You cannot mention a specific time.
We often use the Present Perfect to say that an action which we expected has not happened. Using the Present Perfect suggests that we are still waiting for the action to happen.
Examples:
James has not finished his homework yet.
Susan hasn't mastered Japanese, but she can communicate.
Bill has still not arrived.
The rain hasn't stopped.
We also use the Present Perfect to talk about several different actions which have occurred in the past at different times. Present Perfect suggests the process is not complete and more actions are possible.
Examples:
The army has attacked that city five times.
I have had four quizzes and five tests so far this semester.
We have had many major problems while working on this project.
She has talked to several specialists about her problem, but nobody knows why she is sick.

Minggu, 24 Oktober 2010

ilmu gizi

Asam amino
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Struktur asam amino
o 1.1 Isomerisme pada asam amino
o 1.2 Polimerisasi asam amino
o 1.3 Zwitter-ion
* 2 Asam amino dasar (standar)
o 2.1 Asam amino alifatik sederhana
o 2.2 Asam amino hidroksi-alifatik
o 2.3 Asam amino dikarboksilat (asam)
o 2.4 Amida
o 2.5 Asam amino basa
o 2.6 Asam amino dengan sulfur
o 2.7 Prolin
o 2.8 Asam amino aromatik
* 3 Fungsi biologi asam amino
* 4 Asam amino esensial
* 5 Lihat pula
* 6 Pranala luar

[sunting] Struktur asam amino
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.

Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.

Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
[sunting] Isomerisme pada asam amino
Dua model molekul isomer optis asam amino alanina

Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—kecuali glisina—memiliki isomer optik: l dan d. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe d. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe l. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2).

Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe l meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe d. Dinding sel bakteri banyak mengandung asam amino tipe d.
[sunting] Polimerisasi asam amino

Lihat juga artikel tentang ekspresi genetik.
Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida

Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.

Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.
[sunting] Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.

Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
[sunting] Asam amino dasar (standar)

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.

Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
[sunting] Asam amino alifatik sederhana

* Glisina (Gly, G)
* Alanina (Ala, A)
* Valina (Val, V)
* Leusina (Leu, L)
* Isoleusina (Ile, I)

[sunting] Asam amino hidroksi-alifatik

* Serina (Ser, S)
* Treonina (Thr, T)

[sunting] Asam amino dikarboksilat (asam)

* Asam aspartat (Asp, D)
* Asam glutamat (Glu, E)

[sunting] Amida

* Asparagina (Asn, N)
* Glutamina (Gln, Q)

[sunting] Asam amino basa

* Lisina (Lys, K)
* Arginina (Arg, R)
* Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)

[sunting] Asam amino dengan sulfur

* Sisteina (Cys, C)
* Metionina (Met, M)

[sunting] Prolin

* Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)

[sunting] Asam amino aromatik

* Fenilalanina (Phe, F)
* Tirosina (Tyr, Y)
* Triptofan (Trp, W)

Kelompok ini memiliki cincin benzena dan menjadi bahan baku metabolit sekunder aromatik.
[sunting] Fungsi biologi asam amino

1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

[sunting] Asam amino esensial

Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof.

Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.

Sabtu, 23 Oktober 2010

anatomi tulang

A. TULANG
Pada manusia dan hewan, tulang merupakan alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak sendiri, sedangkan otot merupakan alat gerak aktif karena dapat menggerakkan tulang. Bagaimanakah bentuk tulang? Bagaimana pula proses pembentukan tulang?

1. Bentuk – Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh terbagi atas empat jenis. Tulang – tulang tersebut meliputi tulang pipa (tulang panjang), tulang pipih, tulang pendek, dan tulang yang tidak berbentuk.

a. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa berbentuk seperti tabung. Kedua ujungnya berbentuk bulat, sedangkan bagian tengahnya berbentuk silindris. Contoh tulang pipa adalah tulang hasta. Hampir seluruh bagian tubuh terdiri atas tulang komapk dengan sedikit komponen tulang spongiosa.
Rongga – rongga tulang spongiosa dan rongga sumsum tulang pada tulang panjang mengandung sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning. Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah. Sumsum tulang kuning terdiri atas sel lemak.

b. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk seperti kubus. Tulang ini mempunyai suatu inti berupa tulang spongiosa yang dikelilingi oleh tulang kompak. Contoh tulang pendek adalah ruas – ruas tulang vertebrata, pangkal kaki, dan pangkal lengan.

c. Tulang Pipih
Tulang pipih mempunyai dua lapisan tulang kompak yang disebut lamina eksterna dan interna ossis kranii. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa. Contoh tulang pipih adalah tulang belikat dan tulang rusuk.
d. Tulang Tidak Beraturan
Beberapa tulang memiliki bentuk tulang yang tidak beraturan. Contoh tulang yang bentuknya tidak beraturan adalah tulang wajah dan tulang belakang.

2. Pembentukan Tulang
Pada manusia, rangka terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pembentukan embrio, tetapi masih berupa tulang rawan (kartilago). Rangka yang berupa tulang rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang kemudian mengalami penulangan (osifikasi).
Osifikasi merupakan perubahan tulang rawan menjadi tulang keras atau perbaikan tulang yang rusak. Osifikasi dimulai dengan terbentuknya sel – sel osteoblas, yakni sel – sel pembentuk tulang. Sel – sel tulang ini dibentuk secara bertahap dari arah dalam ke luar sehingga pembentukannya konsentris. Setiap satuan sel – sel tulang ini melingkari suatu pembuluh darah dan saraf, membentu suatu sistem yang disebut sistem Havers.
Tulang menjadi keras karena mengandung Ca3(PO4)2. berdasarkan kekompakan atau kekerasannya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang kompak dan tulang berongga (tulang spongiosa). Tulang spongiosa terdapat pada tulang pipih. Sementara itu, tulang kompak terdapat pada tulang pipa atau tulang panjang. Tulang kompak terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang membesar seperti bongkol), diafisis (bagian tulang yang terletak diantara epifisis), dan cakram epifisis yang berbentuk lempengan dan terletak diantara ujung disfisis dan epifisis. Tulang pipa masih dapat memanjang jika cakram epifisisnya masih aktif. Cakram epifisis tidak aktif pada usia sekitar 20 tahun.
Jaringan tulang pertama kali dibentuk melalui proses osifikasi didalam perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengelilingi diafisis. Proses osifikasi terjadi dalam beberapa tahap sebagai berikut.
a. Pada tahap awal osifikasi, osteoblas akan membentuk suatu lapisan kompak sehingga perikondrium berubah menjadi periosteum (selaput tulang keras). Bersamaan dengan proses tersebut, pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis (pusat osifikasi primer), sel – sel kondrosit membesar dan akhirnya pecah.
b. Tulang rawan mengalami kalsifikasi (proses pengendapan zat kapur ketika tulang rawan secara bertahap mengalami osifikasi). Hal ini mengganggu komponen nutrisi bagi sel – sel kondrosit sehingga akhirnya mati.
c. Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang berada di bawah periosteum yang tumbuh ke arah epifisis. Ketika awal pembentukan pusat osifikasi, osteoklas sudah aktif, dan resorpsi tulang sudah terjadi. Hal ini menyebabkan pembentukan epifisis ketika osifikasi berlangsung.
d. Pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.
e. Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis.
Osifikasi berlangsung secara berangsur. Hal ini terbukti tulang ubun – ubun baru tertutup sempurna ketika umur mencapai 12 bulan.

B. RANGKA TUBUH
Rangka tubuh (skeleton) merupakan bagian tubuh yang keras. Skeleton berfungsi mendukung tubuh secara fisik, melindungi bagian tubuh yang lunak, memberi bentuk pada tubuh, dan sebagai tempat perlekatan otot. Rangka merupakan rangkaian tulang – tulang yang saling berhubungan melalui persendian.
Pada manusia dan hewan, skeleton dibagi menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikular. Skeleton aksial adalah skeleton yang merupakan sumbu tubuh, sedangkan skeleton apendikular meliputi tungkai atas dan tungkai bawah.
Pada hewan tingkat rendah (invertebrata), seperti insecta, echinodermata, mollusca, dan cnidaria (coelenterata), skeletonnya mengandung zat kitin dan berada diluar tubuh. Rangka skeleton yang demikian dinamakan eksoskeleton. Biasanya eksoskeleton CaCO3. Pada hewan tingkat tinggi, seperti vertebrata, skeletonnya terdapat di dalam tubuh, yang dinamakan endoskeleton.







1. Skeleton Aksial
Skeleton aksial terdiri atas beberapa bagian. Skeleton aksial meliputi tengkorak, tulang vertebra, tulang dada, dan tulang rusuk (Campbell, et al., 2006: 610)

a. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak merupakan bagian teratas dari rangka aksial. Tulang tengkorak tersusun atas 28 buah tulang. Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, mata, dan bagian dalam telinga. Fungsi tulang tengkorak yang lain adalah membentuk wajah, seperti tulang hidung (nasalis), tulang pipi (zigomatikus), tulang rahang atas (maksila), tulang rahang bawah (mandibularis), tulang mata (etmoid), tulang baji (sfenoid), dan tulang pelipis (temporalis).

b. Tulang Vertebra
Tulang vertebra dimiliki oleh semua hewan yang termasuk kordata. Ketika embrio, tulang ini bulat memanjang tanpa segmen. Struktur tersebut dimanakan notokord (kordadorsalis). Tulang vertebra terdiri atas tulang rawan dan jaringan ikat.
Pada awal pembentukan embrio, jumlah tulang vertebra terdiri atas 33 buah. Akan tetapi, setelah dewasa jumlahnya menjadi 26 buah. Hal ini disebabkan adanya fusi (penggabungan) lima ruas tulang selangkang (sakrum) menjadi satu ruas dan empat ruas tulang ekor (koksigea) menjadi satu ruas juga.
Tulang vertebra pada orang dewasa tersusun atas tujuh ruas tulang leher (vertebra servikalis), 12 ruas tulang punggung (vertebra torakalis), lima ruas tulang pinggang (vertebra lumbalis), satu ruas tulang kemaluan (sakrum) dan satu ruas tulang ekor (koksigea).
Ruas – ruas tulang belakang terbagi secara jelas. Bagian tulang vertebra paling atas berhubungan dengan tengkorak. Bagian tulang vertebra tersebut dinamakan tulang atlas. Sedangkan persendiannya dinamakan sendi atlas. Sendi atlas memungkinkan gerakan pada kepala.
Satu ruas tulang vertebra terdiri atas korpus (badan = centrum), prosesus spinalis, prosesus tranversus, prosesus anterior, dan prosesus posterior. Selain itu, ada bagian yang berlubang dan berisi sumsum tulang vertebra. Setiap ruas tulang vertebra dilindungi oleh lapisan tulang rawan yang disebut diskus intervertebrata.
Setiap vertebra yang dapat bergerak sedikit sehingga secara keseluruhan gerakan – gerakan tersebut membentuk suatu gabungan. Hal inilah yang menyebabkan seseorang dapat membungkuk atau melakukan gerakan – gerakan lainnya.

c. Tulang Dada (Sternum)
Tulang dada terdiri atas bagian kepala atau hulu (manubrium), badan (korpus), dan taju pedang (prosesus xifoideus). Pada tulang dada, ada bagian tulang lain yang melekat padanya, yakni tulang selangka dan tulang rusuk.

d. Tulang Rusuk (Costae)
Bagian ujung dari tulang rusuk belakang melekat pada tulang vertebra. Sementara itu, bagian ujung mukanya ada yang melekat pada tulang dada, tulang rusuk lainnya, dan ada pula yang tidak melekat pada tulang rusuk lain. Oleh karena itu, tulang rusuk dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
1) Tulang rusuk sejati, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya menempel pada tulang dada. Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang.
2) Tulang rusuk palsu, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya menempel pada tulang rusuk lainnya. Tulang rusuk ini berjumlah tiga pasang.
3) Tulang rusuk melayang, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya tidak menempel pada tulang manapun. Tulang ini berjumlah dua pasang.




2. Skeleton Apendikular
Campbell, et al, (2006 :610) mengungkapkan bahwa skeleton apendikular terdiri atas tulang atas (tulang anggota gerak atas) dan tulang bawah (tulang anggota gerak bawah).

a. Tulang Atas
Tungkai atas terdiri atas tulang bahu, tulang lengan atas dan tulang lengan bawah. Tulang bahu terdiri atas tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat (skapula).
Tulang klavikula bagian depan melekat pada bagian kepala tulang dada. Pada skapula, melekat tulang lengan atas (humerus). Tulang lengan bawah berhubungan dengan humerus yang tersusun atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Tulang ulna dan tulang radius berhubungan dengan tulang pergelangan tangan (karpal). Tulang karpal kemudian berhubungan dengan tulang telapak tangan (metakarpal) dan tulang jari (falangs).

b. Tulang Bawah
Pada tungkai bawah, ada tulang panggul (koksa) yang terdiri atas ilium, pubis, dan ischium. Pada tulang koksa, ada lekukan yang disebut asetabulum, yakni tempat melekatnya tulang paha (femur). Tulang femur berhubungan dengan tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).
Pada persendian antara femur, tibia, dan fibula berhubungan dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tulang tarsal kemudian berhubungan dengan tulang telapak kaki (metakarsal) dan tulang jari kaki (falangs). Pada tulang telapak kaki, ada satu tulang yang berukuran besar, dinamakan tulang tumit (kalkaneus).
Pada manusia, tubuh disangga oleh tungkai bawah (bipedal). Sementara pada beberapa jenis mamalia, penyangga tubuhnya adalah tungkai atas dan tungkai bawah (kuadripedal).

Jumat, 22 Oktober 2010

pemberian obat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan keperawatan merupakan suatu pendidikan tinggi yang mencetak tenaga kesehatan. Tentunya semua itu harus didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar.
Dalam pembahasan makalah ini kelompok kami akan menjelaskan tehnik pemberian obat secara bukal yang bertujuan untuk memberikan obat melalui vena yang ada di oral. Maka dari itu betapa pentingnya makalah ini dibutuhkan oleh mahasiswa atau mahasiswi khususnya Akper Pemkab.Ngawi agar mendapat pengetahuan lebih tentang ” Tehnik Pemberian Obat Secara Bukal”.Karena dalam pemberian obat itu mahasiswa harus benar-benar teliti dan tepat sasaran.


B. Tujuan
1. Untuk memudahkan dalam kegiatan belajar-mengajar.
2. Memudahkan Tindakan Keperawatan.
3. Lebih memahami dan berhati-hati dalam pemberian obat secara BUKAL.

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pemberian Obat secara Bukal
- Pengertian
Memberikan obat-obatan kepada pasien yang diberikan melalui mulut dan obat diletakkan diantara gigi dengan selaput lendir pada pipi bagian dalam.
- Bentuk-bentuk obat yanbg dapat diberikan secara bukal :
• tablet
 Keuntungan :
 Bebas first Pass Metabolisme
 Bebas kerusakan dalam GIT
 Mula kerja cepat
 Penundaan absorbsi – makanan tidak terjadi
 Kerugian :
 Obat tertentu dan hanya obat dengan dosis kecil
 Maintenance sediaan pada tempatnya sulit
 Kepatuhan pasien untuk tidak menelan obat, tidak makan dan minum
 Apabila tertelan maka obat tersebut akan menjadi kurang efektif.




CARA KERJA
A. PERSIAPAN ALAT
1. Baki
2. Obat-obatan yang diperlukan dalam tempatnya.
3. Gelas tempat obat
4. Buku catatan / kartu obat


B. PELAKSANAAN
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan.
2. Kaji kemampuan pasien untuk minum obat
3. Periksa kembali perintah pemberian obat meliputi :
- Nama pasien
- Nama obat
- Dosis obat
- Waktu pemberian
- Rute / cara pemberian
4. Bila ada keraguan diskusikan dengan rekan sejawat atau laporkan pada dokter yang memberikan order.
5. Ambil obat sesuai dengan dosis.
6. Siapkan obat-obatan dan usahakan dalam mengambil obat jangan sampai menyentuh obat-obatan secara langsung dengan tangan.
7. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar, yaitu :
- Yakin bahwa pasien tidak salah.
- Atur posisi pasien untuk duduk bila mungkin.
- Kaji tanda-tanda vital pasien.


- Kemudian berikan obat pada pasien agar diletakkan diantara gigi dengan selaput lendir pada pipi bagian dalam, anjurkan untuk meletakkan obat sampai obat tersebut hancur dan diabsorbsi
- Tetap bersama pasien sampai obat telah di telan oleh pasien.

8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan :
- Nama pasien
- Nama obat
- Dosis obat
- Waktu pemberian
- Keluhan pasien
- Hasil pengkajian pasien
- Paraf / tanda tangan anda.
9. Rapikan alat dan kembalikan secara cepat dan benar, cuci tangan.
10. Evaluasi efek obat setelah 30 menit pada pasien. Laporkan pada dokter yang bersangkutan bila terjadi reaksi yang tidak diinginkan.



BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Bahwa pemberian obat secara BUKAL,obat yang diberikan dibuat dengan sangat steril dan tehnik ini membutuhkan kerjasama dari pasien,karena tanpa kerjasama dari pasien maka tehnik pemberian obat secara bukal tersebut akan sia-sia saja.
Maka dari itu kita sebagai calon perawat harus benar – benar memperhatikan indikasi, kontra indikasi, efek samping, jenis obat yang diberikan serta cara pemberian obat itu sendiri kepada pasien karena pengetahuan tersebut sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien.

II. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penyusunan makalah ini, untuk itulah kami membutuhkan kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun untuk memperbaiki makalah ini serta agar menjadikan kami kedepannya menjadi lebih baik lagi.
1.
2.
3.





DAFTAR PUSTAKA

1. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC : Jakarta.
2. . 2001. Farmokologi untuk Keperawatan. Widya Medika.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan yang berarti.
Penyusunan makalah ini mepunyai maksud sebagai pembelajaran dalam mata ajaran “Kebutuhan Dasar Manusia”. Pokok masalah dalam pembuatan makalah ini di harapkan dapat meningkatkan kompetensi. Selain itu di harapkan terjadi sharing wawasan, pengetahuan, dan transfer kemampuan antar mahasiswa. Untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
 Ibu Rini Komalawati selaku dosen mata ajaran Kebutuhan Dasar Manusia sekaligus pembimbing
 Pegawai perpustakaan AKPER PEMKAB NGAWI
 Serta semua pihak yang terlibat penyelesaian makalah ini
Selain itu kami ucapkan terima kasih baik pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah terlibat dalam penyelesaian malakah ini.




Ngawi, 16 April 2009


Penulis



M A K A L A H

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
”PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL”











Disusun Oleh :

1. Bayu Asmara Wati (07)
2. Deka Ade (11)
3. Ika Rizki S (21)
4. Yokie Ardianto (41)
5. Irvan Roden (42)




AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/2010


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
I. Pemberian Obat Secara BUKAL.....................
BAB III PENUTUP ..
A. Simpulan ..
B. Saran.............................................................
DAFTAR PUSTAKA

penyakit pembuluh darah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Pembuluh Darah
1. Pembuluh Arteri
Terdiri dari 3 lapisan dinding arteri :
a. Tunika Adventisia
Merupakan lapisan paling luar yang mengandung serabut saraf , pembuluh darah serta jaringan ikat.
b. Tunika Media
Merupakan lapisan tengah yang mengandung kolagen, otot polos, elastin pengontrol ( dilatasi – kontraksi ).
c. Tunika intima
Merupakan lapisan bagian dalam yang menyediakan permukaan non trombogenik untuk aliran darah.

Aorta
Pembuluh darah yang berjalan melntas rongga toraks dan abdomen dan diberi nama sesuai lokasinya.
Aorta Torasika
Terbagi menjadi :
a. Aorta torasika assenden
Yang mensuplai darah ke kepala, leher dan extremitas atas.
b. Arkus aorta tranversal
c. Aorta torasika desenden
Yang mensuplai darah ke organ-organ abdomen.

Penyakit pada pembuluh darah arteri menurut penyebabnya dapat dibedakan :
a. Atheroscklerosis
b. Non Atheroscklerosis
- Nekrosis media kistik
- Peradangan arteri
- Gangguan vasospastik
- Displasia fibromuskular

a. Atheroscklerosis
Atheroscklerosis adalah penyakit yang paling sering menyerang susunan pembuluh darah arteri yang ditandai oleh penumpukan lemak pada tunika intima arteri.
Yang dtandai dengan deposit lemak pada tunika intima yang kemudian terjadi kalsifikasi, fibrosis, trombosis dan perdarahan yang pada akhirnya terbentuk plak atheroscklerosis yang komplek atau ateroma.Yang akhirnya tunika media mengalami degenerasi yang pada akhirnya menyumbat lumen pembuluh darah dan melemahkan dinding arteri.

Proses atheroscklerosis

Penumpukan lemak pada tunika intima


Proses kalsifikasi, fibrosis, trombosis, perdarahan


Hipoxia tunika intima


Gangguan difusi O2 ke tunika media


Hypoxia tunika media


Kerusakan tunika media


Penipisan jaringan


Dilatasi









b. Non Atheroscklerosis
1. Nekrosis media kistik
Yaitu proses pathologis yang menghasilkan perubahan degenerasi tunika media yang dapat menyebabkan terbentuknya aneursma, diseksi aorta atau rupture arteri
2. Peradangan arteri
Peradangan pada aorta atau arteri perifer dapat menyebabkan oklusi arteri.
Thromboangitis obliterans atau penyakit burger yaitu penyakit oklusif kronis pada arteri dan vena kecil dan sedang.

c. Kondisi vasospastik
Kondisi vasospastik dapat menyebabkan oklusi arteri sementara.
Sindrome Reynaud yaitu disebabkan karena vasospasme arteri dan obstruksi. Biasanya terjadi pada jari-jari tangan serta kaki.Yang ditandai perubahan warna kulit karena vasokonstriksi, sensasi dingin dan kesukaran motorik halus.Faktor pencetusnya adalah rangsangan dingin serta emosi.

d. Displasia fibromuskuler
Displasia fibromuskuler ditandai oleh jaringan ikat fibrosa dinding arteri yang abnormal.Dan biasa terjadi pada arteri ginjal yang menyebabkan hypertensi renovaskuler.

Prosedur Diagnostik
1. Ultrasound Doppler
Penyakit pembuluh darah arteri menimbulkan kelainan kecepatan aliran dan pola aliran. Aliran yang mengarah ke transduser biasanya berwarna merah dan yang menjauhi berwarna biru.Pada daerah stenosis warna akan lebih terang.
2. CT Scan
Menggambarkan langsung dinding pembuluh darah, sehingga ideal untuk mengetahui ukuran aneurisma dan struktur pembuluh darah yang mengindikasikan adanya penyakit.
3. Pencitraan Resonansi Magnetik ( MRI )
MRI adalah alat yang sering dipilih untuk menggambarkan pembuluh darah kecil pada sebelah distal anggota gerak dan kaki.Angiografi MR biasanya untuk menilai penyakit obstruksi aorta abdominal distal yang menuju ke kaki.

4. Pletismografi Segmental
Mengukur perubahan-perubahan yang terjadi dalam volume denyut.
5. Radiografi Dada
Untuk menilai aneurisma dan diseksi aorta
6. Arteriografi
Pada operasi untuk menentukan lokasi past dan luasnya penyakit serta digunakan untuk evaluasi sirkulasi kolateral dan keadaan pembuluh darah disebelah distal dan proximal.
7. Angiografi Substraksi Digital
Untuk memantau sirkulasi darah arteri dengan menggunakan teknik computer.

Penyakit Arteri Oklusif

Penyakit arteri oklusif kronis meliputi gangguan yang menyebabkan ischemia akibat obstruksi arteri.
Penyebabnya adalah atheroscklerosis dan lebih sering terjad pada ekstremitas bawah daripada ekstremitas atas. Tempat yang paling sering terjadi adalah :
Pembuluh aortoilliaka
Pembuluh femoropoplitea
Pembuluh poplitea tibialis
Aotra terminalis

Patofisiologi
Atheroscklerosis Kronis


Menyempitkan Lumen Arteri


↑ Resistensi Aliran Darah


Suplai darah ke Jaringan


Iskemia


Oklusi akut dapat menyebabkan schemia yang berat karenatidak cukup waktu untuk membentuk kolateral.

Manifestasi klinis
- Klaudikasio intermitten ( nyeri berulang ) disebabkan isckemia otot yang menimbulkan nyeri saat istrahat. Nyeri yang timbul saat istirahat menunjukkan adanya penyakit oklusif yang lanjut. Nyeri timbul saat terlentang dan memburuk pada malam hari.
- Perubahan warna kulit pada extremitas bawah, peninggian extremitas menimbulkan warna pucat karena pengaruh gravitasi yang menurunkan tekanan arteri dan menurunkan volume darah dalam kapiler.
- Isckemi kronik dan berat terjadi perubahan tropic kulit dan kuku, rambut rontok, perbedaan suhu antara daerah yang lebih dngin dan lebih hangat serta pengecilan tungkai jaringan lunak.
- Isckemia lebih berat lagi dapat timbul ulserasi dan ganggren.
Ganggren kering disebabkan oleh berhenti total aliran darah dengan nekrosis pada seluruh jarngan.
Ganggren basah disebabkan obstruksi tidak total, daerah nekrosis bercampur dengan oedema dan peradangan.
- Oklusif progresif aorta terminalis ( Syndrome Leriche ) yaitu hilang atau berkurangnya denyut femoralis, klaodikasio pada bokong, panggul, paha, hlang potens sexual.

Pengobatan
- Stop merokok
- Nyeri klaodikasoi berkurang dengan istarahat
- Analgetik untuk mengontrol nyeri
- Perawatan kaki untuk mencegah infeksi.
- Antibiotik baik topical maupun intra vena diberikan jika terjadi
Infeksi.
- Pada kasus oklusi arteri akut memerlukan tindakan segera dengan pemberian antikoagulasia untuk mencegah hilangnya sirkulasi kolateral dan mencegah perluasan emboli.

Terapi Bedah
Koreksi bedah dapat dilakukan dengan ;
- Cangkok pintas yaitu cangkok dibagi menjadi dua pembuluh, ujung proximal cangkok beranastomose pada salah satu sisi aorta, ujung distal beranastomose pada pembuluh yang lain.
- Endarterektomi yaitu terdiri dari diseksi dan pengangkatan plak pada ateromatosa dari lumen arteri.

Penyakit Arteri Aneurisma

Aneurisma adalah suatu dilatasi dinding arteri yang terlokalisasi.
Jenis aneurisma :
1. Fusiformis yaitu bentuk dilatasi sirkum ferensial uniformis ( lebih sering ditemukan )
2. Saccular yaitu berbentuk seperti kantung yang menonjol keluar dan berhubungan dengan dinding arteri melalui leher sempit.
3. Aneurisma palsu / pseudo aneurisma yaitu akumulasi darah extravasculer disertai disrupsi ketiga lapsan pembuluh darah

Patofisiologi
Ateroscklerosis
Usia Lanjut
Hypertensi
Congenital


Degerasi dan melemahnya dinding Tunika Media


Dinding Tunika Media menipis


Dinding Tunika Media berdilatasi


Aneurisma



Berlaku Hukum Laplace
Dimana tekanan dan tegangan pada dinding berkaitan langsung dengan radius pembuluh darah dan tekanan intra arteri.



Lokasi tersering
Aneurisma menurut lokasinya dibagi :
1. Aneurisma Thorasicca, dapat terjadi pada aorta torasicca desendes di luar arteri subklavia kiri, Aorta asenden di atas katub aorta dan arkus aorta.
2. Aneurisma Abdominal, biasanya mulai dari bawah arteri renalis dan meluas ke bifurkasio aorta, kadang pada arteri illiaka.

Gambaran klinis
Sering asimtomatik
Tanda pertama penyakit ini berupa komplikasi yaitu rupture, thrombosis
dan embolisasi. Aneurisma abdomen terdeteksi pada saat pemeriksaan
abdomen sebagai massa di region umbilikalis.Gejala buruk menandakan
adanya perluasan aneurisma.
- Perdarahan retroperitoneal kronik
- Nyeri punggung dan abdomen yang berat
- Nyeri epigastrium
- Kadang denyut nadi arteri femoralis menghilang
Aneurisma thorasika baru bisa ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan radiogram dada.Bila kompresi dan perluasan pada struktur yang berdekatan missal pada esophagus menimbulkan disfagia. Kompres pada syaraf laryeus rekuren menyebabkan suara serak. Odema kepala dan lengan menunjukkan kompresi pada vena kava superior.

Pengobatan
Dengan tindakan pembedahan minimal aneurisma dengan diameter 6 cm.
1. Dengan pencangkokan pada aneurisma abdomen berupa cangkok berbentuk tabung dianasomosis ke aorta.
2. Stent endovaskuler untuk koreksi aneurisma aortoilliaka dan abdominalis. Stent dimasukkan ke dalam arteri femoralis melalui arteri illiaka yang menuju aorta dan menyangkutkan di permukaan proxima dan distal daerah aneurisma.
3. Aneursma torasika memerlukan tindakan bedah jika besar dan menekan organ sekitar.

Diseksi aorta

Diseksi aorta adalah pemisahan lapisan pembuluh darah oleh sebuah kolom darah.
Pemisahan ini menimbukan lumen palsu yang berhubungan dengan lumen sejati melalui robekan intima.Diseksi tidak meluas melingkari pembuluh darah tapi memanjang disepanjang pembuluh darah. Perluasan ini bisa menyumbat aliran secara total maupun parsial
Diseksi aorta yang kurang dari 2 minggu digolongkan diseksi akut dan yang lebih dari itu disebut kronis.

Klasifikasi diseksi menurut DeBakey :
Aneurisma Tipe I : berasal dari aorta asenden tepat diatas katub aorta meluas kedistal ke aorta abdominal
Aneurisma Tipe II : terbatas pada aorta asenden
Aneurisma Tipe III : mulai dari aorta desenden tepat disebelah distal arteri subklavia kiri meluas ke dstal menuju bifurkasio aorta.

Manifestasi kinis
- Mendadak nyeri sangat pada dada
- Nyeri menjalar ke punggung serta extremtas bawah
- Tekanan Darah meningkat
- Terdapat bising diastolic karena regurgtasi aorta
- Anuria akibat keterlibatan arteri renalis
- Isckemia extremitas bawah akibat oklusi arteri illiaka

Pengobatan
- Pembedahan : bila diseksi berjalan terus dan menimbulkan komplikasi seperti oklusi arteri atau ketidak stabilan hemodinamik.
- Terapi medis : kamsilat trimetafan atau natrium nitroprusid untuk mengurangi ketegangan dinding aorta. Analgesik untuk nyeri, Propanolol untuk mengurangi kekuatan kontraksi ventrikel.

Rabu, 20 Oktober 2010

BIOMEKANIKA

Menentukan fungsi tubuh,mrliputi kesehatan & penyakit
Penggunaan fisika dalam praktek kedokteran: pengetahuan ttg alat /benda yang akan digunakan: ultrasonik, laser, radiasi, dsb
Dasar pengukuran kuantitatif
7an:Dicari korelasi/ interpretasi dan sering pula diadakan perbandingan dengan prediksi teoritis
Standart menggunakan Satuan sistem internasional atau metrik
Dasar yg dipakai dalam SI:
- Panjang : meter
- massa : kilogram
- waktu : detik (sekon)


Aplikasi pengukuran dlm kedokteran/keperawatanWeight
Pulse
Temperatur
Blood pressure
X-ray
Volume measurement
Proses pengukuran dalam keperawatan
Proses pengukuran pengulangan
- melibatkan pengulangan perdetik,permenit, perjam dsb.

Pengukuran yang tidak diulang
- hanya dilakukan sekali thd individu:
misal: pengukuran substansi asing yg keluar lewat ginjal, potensial aksi suatu sel syaraf
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGUKURANKetelitian & kebenaran terhadap data
penarikan kesimpulan U/ penegakan diagnosa oleh seorang dokter dari data yang diperoleh tidak bisa langsung dilakukan tanpa mambandingkan nilai yg ada U/ hindari fals positif & fals negatif


False (+ & -) erat kaitannya dg tes laborat
Untuk menghindarinya:
Pengambilan pengukuran
Pengulangan pengukuran
Penggunaan alat yang dipercaya
Kalibrasi sepatutnya terhadap alat
Proses pengukuran

ketelitian & kebenaran

data-data lain

diagnosa
false (+) atau (-)
Disebut juga hukum inersia.
Benda mempunyai sifat mempertahankan keadaannya
Bila bergerak gerak terus bila diam akan diam terus.


Apabila gaya bekerja pada suatu benda, maka akan mengalami suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya
F = m.a
Setiap aksi ada reaksi.

Bila suatu benda A memberi gaya F pada benda B pada waktu bersamaan, benda B memberi gaya R pada benda A.
Gaya R=Gaya F, tetapi mempunyai arah yang berlawanan.
EX: orang berdiri
Gaya Statis : Tubuh dalam keadaan statis, objek tubuh dalam keadaan seimbang.berarti jumlah gaya dalam segala arah = 0.sistem tulang dari tubuh manusia bekerja sebagai pengumpil

Gaya Dinamis : Tubuh dalam keadaan bergerak

Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan gaya otot.
Ex: kepala tegak
w




M
Telapak kaki berjinjit
M W


M W
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat.ANALISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIKGaya vertikal
Gaya horisontal
Gaya membentuk sudut
Gaya vertikal: traksi leher berat 12 lb
Gaya horisontal: traksi leher,traksi tulang (1/7xbb), traksi kulit (1/10cBB)
Gaya membentuk sudut: traksi kepala (12lb)
Kita hanya menyadari gaya pada tubuh kita, ketika menabrak suatu benda
Kita kurang menyadari gaya yg lebih penting dalam tbh kita: gaya otot yg memompa darah, gaya yg sebabkan udara masuk & keluar paru,adanya atom/molekul yg menetap dalam tubuh kita
Varises pada pembuluh darah di kaki
☺darah dalam vena bergerak melawan daya gravitasi saat menuju jantung
Bedrest dalam waktu yg lama akibatkan kerapuhan tulang
☺kehilangan gaya berat tubuh dari tulang
Kontrol dan aksi otot pada dasarnya bersifat elektris
Gaya yang dihasilkan otot disebabkan pertukaran muatan listrik dari sel-sel tubuh yang diurai oleh membran sel
Zat alir meliputi cair & gas
Perbedaan zat cair & gas

Zat cair Zat gas
Molekul terikat longgar,tetapi tetap berdekatan
Tekanan yg terjadi akibat gravitasi bumi yg bekerja padanya
Tekanan terjadi secara tegak lurus thd bidang Molekul bergerak bebas & saling bertumbukan
Tekanan bersumber dari perubahan momentum yg disebabkan tumbukan molekul pd dinding gas
Tekanan terjadi tegak lurus pada bidangPenelitian mengenai zat cair yg mengalir; tekanan, kecepatan aliran, lapisan zat cair yg melakukan gesekan,dsb
Zat cair tanpa adanya gesekan dalam (cairan tdk viskous)
Zat cair mengalir secara stasioner dalam hal kecepatan, arah maupun besarnya (konstan)
Mengalir secara steady: mengalir melalui lintasan tertentu
Tidak termampatkan (incompresible) & continue melalui sebuah pembuluh
Panjang pembuluh
Diameter pembuluh
Viskositas
tekanan
Makin panjang pembuluh, sedangkan diameter sama zat cair yang mengalir lewat pembuluh tersebut akan memperoleh tahanan semakin besar shg debit akan lebih besar pada pembuluh yang pendek
Zat cair yg melewati pembuluh akan dihambat oleh dinding pembuluh
Aliran zat cair akan cepat pada pembuluh dg diameter besar
Semakin kental zat cair melewati pembuluh, semakin besar gesekan terhdp dinding pembuluh sehingga diperoleh tahanan semakin besar
Apabila dua buah krikil dengan masa yang sama dimasukkan ke dalam 2 buah tabung yang masing-masing berisi air dan minyak, akan terlihat krikil itu mencapai dasar tabung dalam waktu yang berbeda.

Apa penyebabnya???
Perbedaan masa jenis air dengan minyak.
Gravitasi

Gaya Jatuh = G =4/3 X π r3 ρ g

Rheumatic
Rheumatic Fever
Rheumatic Heart Disease
Gout

Penentuan kecepatan sedimentasi:
BBS (bloed Bezinking snellheid),BSR (Basal sedimentasi rate),LED(Laju endap darah), KPD(Kecepatan pengendapan darah)
Darah diambil dan dicampur dg Na-citrat, dimasukkan ke dalam tabung westergen. Pipet dibiarkan tegak lurus selama 1,5jam berikutnya. Kemudian kecepatan pengendapan eritrosit dapat dilihat.

N: Laki-laki = 2-7 mm/1/2jam
wanita = 3-10 mm/1/2jam
Aliran air sungai kadang terlihat perlahan-lahan, kadang cepat, bahkan terjadi gerak putaran (turbulensi)
Demikian juga dg aliran darah, biasanya mengalir secara laminer/stream line, ttp bebrapa tempat terjadi turbulensi:pada katup jantung
Bila aliran darah hanya laminer, tidak mungkin bisa memperoleh informasi tentang jantung melalui stetoskop yang diletakkan di arteri brachialis.
Tetapi dengan bantuan spygmomanometer (alat pengukur tekanan darah), dimana kita menggunakan pressure cuff, sehingga aliran darah akan dibuat turbulensi dan menghasilkan fibrasi sehingga bunyi jantung dapat didengar dengan menggunakan stetoskop
Secara teoritis aliran laminer dapat diubah menjadi aliren turbulensi, apabila pembuluh darah secara berangsur-angsur diciutkan jari-jarinyaSuara jantung bisa didengar melalui stetoskop karena adanya vibrasi pada jantung dan pembuluh darah besar, saat valvula jantung terbuka & tertutup
Suara jantung bisa didengar melalui stetoskop karena adanya vibrasi pada jantung dan pembuluh darah besar, saat valvula jantung terbuka & tertutup
Bunyi jantung I terdengar ketika jantung kontraksi , kemudian valvula terbuka, ketika itu pula tekanan ventrikel & aorta meningkat
Saat valvula aorta tertutup terdengar bunyi jantung 2
Penghitungan pertama kali dilakukan oleh reverend stephen hales (1733) di inggris raya.
Menggunakan pipa gelas sepanjang 10 kaki dihubungkan langsung ke arteri kuda dengan pengantar trakhea angsa sbg penyambung fleksibel & batang bulu angsa menyuntik arteri, Hasil: TD meningkat hingga ketinggian rata-rata 2,4 m (8kaki) diatas jantung
Para ahli bedah sering pula mengukur tekanan darah dengan memasukkan kateter yang salah satu ujungnya dihubungkan dg tranduser kemudian dimasukkan secara langsung ke pembuluh darah.
Ke-2 cara pengukuran tsb dianggap kurang praktis sehingga diciptakan sfigmomanometer yg terdiri dari: manometer air raksa, pressure cuff, & stetoskop
Pressure cuft dipasang pada lengan kemudian dipompa perlahan-lahan, dg tujuan aliran darah distop.
Tampak air raksa akan naik pd skala tertentu, kemudian pressure cuff dilepas secara perlahan-lahan
Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat diatas arteri brachialis.

Melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah yg dsb KOROTKOFF, korotkoft yg terdengar pertama kali dsb systolik.
Tekanan diturunkan terus hingga suara korotkoff tidak terdengar lagi
Bunyi korotkoff yg terakhir didengar disebut diastole
Tekanan darah dinyatakan dg: systolik/diastolik dengan satuan mmHG

Tekanan darah dinyatakan dg: systolik/diastolik dengan satuan mmHG
TD=Systolik
diastolik
Tekanan darah rata-rata:
systolik + 2(diastolik)
3




Aliran laminer aliran turbulensi




Bila terjadi obstruksi/penyempitan pembuluh darah, maka debit (flow rate) akan lebih kecil

Senin, 18 Oktober 2010

vitamin

Senyawa organik terdiri atas atom karbon, hidrogen dan tak jarang mengandung oksigen, nitrogen dan atau sulfur.
Vitamin dibutuhkan dalam jumlah kecil tapi fungsinya sangat essensial (dibutuhkan)
Tubuh manusia sedikitnya dapat mensintesis paling sedikit 3 dari 13 jenis vitamin yang diketahui yaitu
Vit. A
Vit. D
Niasin
Senyawa organik terdiri atas atom karbon, hidrogen dan tak jarang mengandung oksigen, nitrogen dan atau sulfur.
Vitamin dibutuhkan dalam jumlah kecil tapi fungsinya sangat essensial (dibutuhkan)
Tubuh manusia sedikitnya dapat mensintesis paling sedikit 3 dari 13 jenis vitamin yang diketahui yaitu
Vit. A
Vit. D
Niasin
Berdasarkan daya larutnya, vitamin dikategorikan menjadi 2 :
Vitamin larut dalam air
Vitamin yang larut dalam lemak
Antara lain : Vit. C, B1, B2, B6, B12, Niasin, Asam Folat (B9), Asam pantotanik, Tiotin.
Istilah vitamin B komplek adalah biasanya mencakup semua vitamin yang larut dalam air kecuali Vit.C
Fungsinya :
Proses perombakan protein seperti asam amino
Pembentukan jaringan kolagen
Mempengaruhi absorbsi ginjal
Untuk kesehatan dinding kapiler
Percepat penyembuhan luka
Kebutuhan tubuh ± 45 mg/hari
Buah-buahan segar
Strawberry
Tomat
Jeruk
Anggur
Apel
Peer
Plum sedikit
Sayuran seledri, dll
Vit.C diabsorbsi diusus halus peredaran darah (hanya sebentar) diambil jaringan kelebihan dikeluarkan melalui ginjal.
Vit. C bentuk kristal, warna putih
Stabil dalam keadaan kering
Mudah teroksidasi dalam keadaan larutan
Defisiensi Vit. C Skorbut/Scurvy
Lesi pada mulut dan gusi
Pembuluh darah rapuh
Gangguan pertumbuhan tulang
Penyembuhan luka lambat
Perdarahan pada otak
Haematomesis (muntah darah)
Melena (feses mengandung darah)
Lesi pada mulut dan gusi
Pembuluh darah rapuh
Gangguan pertumbuhan tulang
Penyembuhan luka lambat
Perdarahan pada otak
Haematomesis (muntah darah)
Melena (feses mengandung darah)
Gusi bengkak dan berdarah
Rasa sakit dan kaku pada sendi
Tulang rapuh
Perdarahan dibawah kulit petekie
Kelemahan pada otot-otot
Pada anak dengan skorbut akut menghambat pertumbuhan anak gelisah, cengeng selain gejala-gejala diatas

Adalah zat berupa kristal, tersusun dari unsur-unsur C, H, O, N, S
Vit. B1 tidak mudah mengalami oksidasi
Dapat rusak karena pemanasan dalam larutan
Sumber makanan :
Kulit ari beras
Biji gandum
Daging
Kacang-kacangan
Telur, susu, hati
Otak, wortel
Untuk pertumbuhan : koenzim dalam pelepasan CO2 selama respirasi sel
Menambah nafsu makan
Memperbaiki fungsi saluran pencernaan
Memelihara proses kehidupan sel-sel diseluruh tubuh khususnya dalam oksidasi KH

Jaringan syaraf tertentu tergantung oksidasi KH untuk proses hidupnya sehingga bila kekurangan B1 syaraf terganggu.
B 1 anti neuritis
Tiamin dikenal pula sebagai vitamin semangat oleh karena bila kekurangan B1 menimbulkan penurunan kegiatan syaraf
Bila makanan yang dikonsumsi kurang B1 gejala –gejala :
Kurang semangat
Mudah tersinggung
Kurang dapat kosentrasi
Dalam waktu 3 sampai 7 minggu akan timbul gejala-gejala :
Rasa capek
Kurang nafsu makan
BB menurun
Konstipasi
Kejang otot
Berbagai rasa nyeri syaraf
Kebutuhan tiamin ± 1,5 mg/hari
B1 diserap usus darah jaringan tubuh
Dalam jumlah terbatas disimpan sebagai cadangan dihati, otot, jantung, ginjal, otak memelihara fungsi organ-organ tersebut dalam relatif singkat .
Defisiensi B1 beri-beri
Defisiensi B1 memperlemah otot jantung
Defisiensi B1 berat gagal jantung
Berkurangnya perasaan gatal pada ibu jari kaki dan telapak
Lutut kaku, reflek patela berkurang, nyeri
Kejang otot, sulit untuk jalan, kelumpuhan kaki dan atropi otot kaki (beri-beri kering)
Taraf lanjut syaraf terganggu dan fungsi jantung terganggu
Fungsi
Membantu dalam metabolisme lemak, asam amino dan KH
Untuk proses oksidasi didalam sel dan jaringan normal dan memelihara jaringan tubuh
Riboflavin dalam bentuk murni diperoleh dari isolasi : ragi, putih telur, susu


Sifat riboflavin :
Larut dalam air
Tahan panas dalam larutan netral/asam
Dapat rusak dalam larutan basa bila dipanaskan atu kena sinar matahari
Riboflavin bentuk bebas atau kombinasi umum terdapat :
Pada jaringan tumbuhan (terutama tanaman muda)
Jaringan hewan
Sumber makanan
Susu, keju, telur, daging
Organ-organ dalam (hati, jantung, ginjal)
Brokoli, sayur-sayuran daun
Padi ladang, kacang-kacangan.
Defisiensi B2 :
Bibir pecah-pecah dan luka pada pinggir mulut
Gangguan pada selaput mata (hampir semacam buta senja)
Gangguan pertumbuhan
Gangguan pencernaanFungsi
Membantu metabolisme protein teruitama dalam pembentukan asam amino dan kerja membran sel
Membentu metabolisme lemak
Sifat piridoksin
Larut dalam air dan alkohol
Stabil terhadap panas dalam larutan asam
Relatif stabil dalam basa yang kurang larut
Sangat tidak stabil terhadap sinar ultraviolet
Gandum
Ragi
Ikan, hati, daging babi
Defisensi B6 :
Kelambatan pertumbuhan khususnya pada bayi
Kejang
Dermatitis
Gangguan gastrointestinal (Nause, Vomiting)

Fungsi :
Meningkatkan pertumbuhan
Reproduksi sel-sel genetika
Berperan dalam pematangan sel-sel darah merah
Sifat asam pteroilglutamat :
Sedikit larut dalam air
Stabil pada suhu kurang dari 100° C dalam larutan asam encer
Tidak stabil terhadap sinar
Sayuran hijau, kacang-kacangan
Hati, daging, ikan
Defisiensi B9 :
Anemia
Fungsi :
Meningkatkan pertumbuhan
Mematangkan sel darah merah
Berperan dalam sintesis RNA dan DNA
Sifat :
Larut dalam air dan alkohol
Stabil dalam bentuk larutan
Sumber makanan :
Hati, ginjal
Sayuran hijau segar, asparagus
Defisiensi B12 :
Anemia
Penurunan sensasi perifer dan paralisis

Defisiensi B12 biasanya bukan karena kekurangan makanan yang mengandung B12 tetapi defisiensi pembentukan faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel parietalis kelenjar gaster dan asam hidroklorida HCL faktor ini berfungsi dalam absorbsi B12
Fungsi :
Membantu pada proses metabolik seluler
Membantu dalam proses menghantarkan energi yang dibutuhkan oleh sel-sel
Sifat :
Larut dalam air dan alkohol
Stabil terhadap panas dan oksidasi
Tidak dipengaruhi asam dan basa
Sumber makanan :
Hati, daging kurus, ikan
Padi-padian utuh, sereal
Biji-bijian berlemak, kacang-kacangan
Defisiensi Niasin :
Pelagra (kulit kemerah-merahan kehitaman dan kotor)
Fungsi : membantu proses metabolisme KH dan lemak
Sumber makanan :
Daging, hati,
Susu, kuning telur
Padi-padian
ragi
Defisiensi asam pantotenat :
Penurunan metabolisme KH dan lemak
Rambut rontok, rambut putih
Gangguan pada kulit dan syaraf
Dapat disintesa oleh bakteri usus manusia dan hewan
Biotin berfungsi dalam metabolisme sebagai faktor pembantu proses karbosilasi enzim
Bahan makanan :
Gari, hati, kuning telur
Kedelai, bakatul
Buah-buahan dan sayuran
Defisiensi biotin :
Dermatitis, kulit kering, otot nyeri
Nause, anoreksia
Antara lain :
Vit. A
Vit. D
Vit. E
Vit. K
Fungsi :
Menjaga kesehatan mata (penglihatan normal)
Memelihara kulit dan membran mukosa
Meningkatkan pertumbuhan normal sel
Asam retinoat merubah provit A Vit A (hati)
Provit A ada pada pigmen wortel, ubi, labu kuning, jagung kuning dsb
Sumber vit A :
Hati,
Wortel, bayam brokoli
Kentang manis, labu, semangka
Kebutuhan Vit. A 500 iu/hari
Gangguan pada kornea mata xeroptalmia (sekresi air mata berhenti), buta senja
Kulit bersisik/bertanduk
Kegagalan pertumbuhan, termasuk pertumbuhan tulang
Kegagalan reproduksi berkaitan dengan atropi epitel germinalis testis, kadang terganggu daur haid wanita
Struktur epitel yang rusak terinfeksi vit A disebut sebagai vit anti infeksi
Hipervitamin A :
Anak cengeng
Bengkak disekitar tulang panjang
Kulit kering, gatal
Pasien dewasa :
Sakit kepala
Mual
diare
Mencegh penyakit Rakhitis (anti rakhitis)
Vit D
Meningkatkan absorbsi kalsium dari saluran cerna
Membantu mengontrol penyimpanan kalsium dalam tulang
Metabolisme kalsium tubuh dan pembentukan tulang
Sumber vit D :
Susu
Minyak ikan
Telur, hati
Sinar matahari membantu proses pembentukan vit D didalam kulit
Penting untuk protrombin, faktor VII (prokonvertin) faktor IX, faktor X oleh hati faktor koagulasi darah
Vit K disentesa oleh bakteri dikolon jarang kekurangan vit K, kecuali bila bakteri tersebut mati oleh anti biotik.
Sumber makanan : sayuran hijau, hati, kacang kedelai, kuning telur.
Penyerapan vit K terganggu bila sekresi empedu terganggu
Fungsi :
Membantu memelihara struktur sel
Pembentukan sel darah merah
Faktor penting dalam reproduksi
Diperkirakan mempunyai pengaruh tertentu terhadap oksidasi-oksidasi dalam jaringan tubuh
Sumber makanan :
Minyak lembaga gandum
Munyaik jagung
Padi-padian
Sayuran daun, hati, lemak, telur, mentega, susu
Defisiensi vit E : dapat menyebabkan kemandulan pada hewan jantan anti kemandulan

Nyeri kepala, depresi mental, mudah lupa, dll
Sumber makanan
Susu, keju, telur, daging
Organ-organ dalam (hati, jantung, ginjal)
Brokoli, sayur-sayuran daun
Padi ladang, kacang-kacangan.
Defisiensi B2 :
Bibir pecah-pecah dan luka pada pinggir mulut
Gangguan pada selaput mata (hampir semacam buta senja)
Gangguan pertumbuhan
Gangguan pencernaan
Nyeri kepala, depresi mental, mudah lupa, dll