time

Senin, 18 Oktober 2010

perwatan luka

Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995)
Akibat timbulnya luka :
Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
Respon stres simpatis
Perdarahan dan pembekuan darah
Kontaminasi bakteri
Kematian selBerdasarkan tingkat kontaminasi :
Clean Wounds (Luka bersih) yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
Clean-contamined wounds (Luka bersih terkontaminasi) yaitu luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi.
Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%
Contamined Wounds (Luka terkontaminasi) termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%
Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.
Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda lubang yang dangkal
Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot.
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
Ex : luka akibat jahitan
Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
Ex : Luka bakar atau luka DM

Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal : akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil
Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
Luka Bakar (Combustio)
Luka yang terjadi akibat terkena sengatan listrik atau api
Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang
Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga
Respon tubuh secara sistemik pada trauma
Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme
Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
Fase Inflamatori
Fase ini terjadi segera setelah luka
Terjadi penghentian perdarahan akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka (homeostasis)
Migrasi sel darah putih ke daerah yg rusak,makrofag menelan m.o dan sel debris (fagositosis)
Fase Proliferatif
Berlangsung dari hari ke-3 atau 4
Pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan menginfiltrasi luka
Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka
Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhanUsia
Nutrisi
Infeksi
Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
Hematoma
Benda asing
Iskemia
Diabetes
Keadaan Luka
Obat

Infeksi
Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan
Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, jaringan disekeliling luka mengeras, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain)
Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan
Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan
Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius
Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total akibat kegemukan, kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi. Ditandai dg kenaikan suhu,nadi meningkat,nyeri pd area luka
Eviscerasi adalah menonjolnya orhan tubuh bag dalam ke arah luar melalui luka
Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar


Fase Maturasi
Fase maturasi dimulai hari ke-21
Pada tahap ini terjadi reepitelisasi, kontraksi luka, dan organisasi jaringan ikat
Fibroblast terus mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya, menyatukan dalam struktur yang lebih kuat
Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih.

Tidak ada komentar: